Terima kasih atas banyaknya tanggapan terhadap cerita yang saya buat. Perlu saya jelaskan bahwa cerita yang saya buat tersebut adalah benar-benar pengalaman nyata saya sendiri. Saya tidak suka cerita fiksi. Mudah-mudahan penjelasan saya ini dapat menjawab banyaknya email yang masuk. Kaliini saya akan menceritakan kisah nyata lain mengenai kehidupan sex beberapa teman dan sahabat saya sendiri yang langsung mereka ceritakan sendiri kepada saya. Terus terang, ada beberapa bagian cerita yang saya sedikit bumbui agar menarik untuk dibaca. Tentu saja dengan tidak mengubah sedikitpun cerita yang saya terima dari sumber aslinya. Nama- nama yang saya tuliskan pada cerita saya adalah nama-nama yang asli, tentu saja atas seijin mereka yang bersangkutan. Demikian. ***** Iwandan Desi adalah sepasang suami istri yang telah dikaruniai 2 orang anak. Iwan, 34 tahun, berperawakan tinggi dan ganteng. Desi, 31 tahun, tinggi badannya sedang saja, tapi buah dada 34B dan pinggulnya sangat menarik, sangat mengundang. Kehidupan rumah tangga mereka terbilang aman dan tenteram. Suatu malam,di tempat tidur, beberapa hari menjelang hari ulang tahun Desi yang ke 32, sambilmemeluk Desi, Iwan menanyakan hadiah ulang tahun apa yang Desi mau. "Adasatu hal yang saya mau, Mas..." ujar Desi. "Tapi saya malu dan takut untuk mengatakannya..." ujar Desi lagi. "Apa itu, sayang?" tanya Iwan. "Mm..Gini.. Tapi saya minta Mas jangan marah, ya? Ini hanya sekedar keinginan saya saja," ujar Desi. "Iya. Apakah itu?" tanya Iwan lagi. "Sejakkita pertama ketemu, saya menyukai Om Budi. Dia sangat baik dan pengertian terhadap saya. Kalau dulu waktu kita pacaran ada masalah, saya selalu curhat kepada dia. Dia selalu bisa mendinginkan hati saya. Itulah kenapa saya suka dia," papar Desi. "Lalu?" tanya Iwan. "Saya takutdan malu mengatakannya, Mas," ujar Desi sambil menunduk. "Iniadalah hadiah untuk ulang tahun kamu sayang. Apapun itu, katakanlah.. Mas akan berusaha untuk mengerti keinginan kamu itu," ujar Iwan. "Benarkah?" kata Desi. "Iya,sayang. Katakanlah..." ujar Iwan sambil tersenyum. "BeginiMas.. Bukannya saya tidak cinta kepada Mas lagi. Tapi entah kenapa beberapa bulan terakhir ini saya selalu teringat akan Om Budi. Ingat tentang segalanya. Sampai-sampai ada suatu keinginan aneh yang datang, Mas..." ujar Desi. "Oke. Lalu?" tanya Iwan. "Entahlah..Saya sulit mengatakannya.. Tapi.. Begini.. Kalau boleh, saya mau hadiah ulang tahun yang sangat spesial dari Mas kali ini yaitu.. Mm.. Saya mau minta waktu kepada Mas untuk mengijinkan saya menghabiskan waktu semalam saja dengan Om Budi..." papar Desi sambil menatap mata Iwan. "Waktusemalam untuk apa, sayang?" tanya Iwan lagi. "Mm..Saya ingin menumpahkan rasa kangen saya kepada Om Budi..." ujar Desi lalu menunduk. Iwan terdiam.Di dalam hatinya berkecamuk suatu perasaan yang sangat tidak menentu. "Inihanya keinginan saya saja, Mas.. Kalau Mas tidak mengijinkan juga, saya tidak apa- apa kok Mas..." ujar Desi sambil tersenyum. "Apakahkamu benar-benar inginkan itu, sayang?" tanya Iwan memastikan. "Iya.Mas.. Kalau Mas tidak keberatan," ujar Desi. "Baiklah.. Mas kabulkan," ujar Iwan. "Bolehtahu kenapa Mas mengijinkan?" tanya Desi penasaran. "Sayaingin membahagiakan kamu. Walau terasa aneh, tapi saya akan berusaha mengabulkannya. Karena saya sayang kamu. Tapi cuma sekali saja kan, sayang?" tanya Iwan lagi. "Iya, Mas," ujar Desi sambil tersenyum. "Pokoknyabegini, segala sesuatunya kamu yang harus urus sendiri. Saya tidak akan ikut campur. Saya hanya sebatas memberikan ijin saja buat kamu..." ujar Iwan. "Iya,Mas.. Terima kasih," ujar Desi sambil mencium bibir Iwan mesra. Iwanmembalas ciuman Desi.. Tak lama merekapun langsung bersetubuh seperti biasanya. "Sayatidak bisa membayangkan kalau kamu disetubuhi orang lain, apalagi Om saya sendiri..." ujar Iwan sambil terus memompa kontolnya di memek Desi. "Sayamengerti, Mas.. Mmhh.. Ohh..." desah Desi. "Tapi saya ingin tahu juga bagaimana kamu kalau bersetubuh dengan pria lain..." ujar Iwan. "Nanti saya boleh lihat, tidak?" tanya Iwan. "Bolehsaja, Mas.. Nanti saya tidak akan mengunci pintu..." ujar Desi sambil tersenyum.. Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi.. Satuhari menjelang hari ulang tahunnya, Desi menelpon Om Budi untuk datang ke rumahnya dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-32. "Siapa sajayang diundang?" tanya Om Budi di telepon. "Hanya Om kok, sebagai tanda hormat kami kepada Om," ujar Desi penuh harap. "BaiklahOm akan datang bersama tante kamu," ujar Om Budi. "Mm,begini Om, karena hari ini adalah hari khusus, saya minta Om datang sendiri saja, ya.. Please..." ujar Desi. "Baiklahkalau itu mau kamu. Jam berapa Om harus datang?" tanya Om Budi. "Besokjam 7 malam Om. Hanya kita bertiga yang merayakan kok. Anak-anak sejak kemarin sudah liburan sekolah bersama neneknya di kampung..." ujar Desi. "Janji datang ya, Om," tanya Desi lagi. "Iya, iya..." ujar Om Budi. Besokmalamnya, bertepatan dengan hari ulang tahun Desi, Om Budi datang ke rumah mereka. Om Budi adalah adik kandung dari ayahnya Iwan. Dalam umurnya yang 45 tahun, Om Budi masih kelihatan gagah dan berwibawa. "Selamat ulang tahun ya, Des..." ujar Om Budi sambil mencium kening Desi. "Nih,hadiah buat kamu," ujar Om Budi sambil menyerahkan kado. "Terima kasih, Om..." ujar Desi. Setelahmakan malam, mereka bertiga lalu berbincang dan bersenda gurau sampai jam 10. Lalu dengan alasan sudah mengantuk, Iwan pamit untuk tidur karena besok harus kerja. Lalu Iwan naik ke loteng dan masuk kamarnya. Padahal sesampai di kamar, Iwan berusaha mendengarkan pembicaraan istrinya dengan Om Budi. "Kokhanya Om yang diundang sih?" tanya Om Budi. "Kanini hari spesial buat saya. Jadi saya minta Iwan untuk mengundang Om saja," ujar Desi sambil berpindah duduk ke samping Om Budi. "Memangnya kenapa?" tanya Om Budi. "Agarsaya bisa curhat dengan Om tentunya," ujar Desi. "Mau curhat apa sih?" tanya Om Budi lagi. "Inikan hari spesial saya, boleh tidak kalau saya minta sesuatu yang spesial dari Om?" tanya Desi. "Boleh saja," jawab Om Budi. "Mauminta apa?" tanya Om Budi menyambung. "Mm.. Bolehtidak saya minta cium sayang?" tanya Desi sambil tersenyum menatap mata Om Budi. "Ah,kamu ini ada-ada saja. Lagian si Iwan bisa ngamuk tuh..." ujar Om Budi. "Tidakapa-apa kok, Om.. Saya sudah minta ijin Mas Iwan kok," ujar Desi. "Lalu?" tanya Om Budi. "MasIwan sudah mengijinkan kok, makanya dia cepat tidur," ujar Desi lagi. Om Budi terdiam sambil menatap Desi. "Bolehkan Om minta cium sayang?" pinta Desi sambil tangannya meraih dan menggenggam tangan Om Budi. OmBudi tetap diam sambil terus menatap Desi. "Om tidak marah, kan?" tanya Desi sambil merapatkan tubuhnya ke Om Budi. "Tidak," jawab Om Budi. "Hanyasaja Om merasa bingung harus bagaimana..." ujar Om Budi. "KenapaOm?" tanya Desi sambil mulai berani mencium pipi Om Bud "Yabingung.. Om sangat sayang sama kamu, tapi harus bagaimana menghadapi Iwan nanti?" jawab Om Budi. Desitersenyum. Tanpa ragu Desi mulai mengecup bibir Om Budi. Om Budi tidak membalas. Desi makin berani. Desi langsung naik ke pangkuan Om Budi, lalu langsung melumat bibir Om Budi. Namanya juga laki- laki, walau bagaimana nafsu Om Budi terangsang juga akhirnya. Om Budi langsung membalas ciuman Desi dengan liar. Keduanya saling berpagutan bagai sepasang kekasih memadu asmara. Tangan Om Budi mulai meraba buah dada Desi dari luar gaun malamnya. Desi terpejam merasakan nikmatnya rabaan tangan Om Budi di buah dadanya. "Masukkin tangannya dong, Om..." pinta Desi sambil melepas beberapa kancing gaunnya. Tangan Om Budi langsung masuk ke BHDesi lalu meremas-remas buahdadanya sambil sesekali jarinya memainkan puting susunya. "Ohh..Terus Omm.. Hh..." desah Desi sambil sesekali mencium bibir Om Budi. "Kitake kamar yuk, Om?" ajak Desi sambil turun dari pangkuan Om Budi. Terlihatcelana Om Budi menggembung besar tanda kontolnya sudah bangkit. Desi segera menarik tangan Om Budi ke kamar anaknya. "Tutup pintunya, Des..." bisik Om Budi. "Tidakusah, Om.. Biarkan saja. Saya suka kalau pintu terbuka. Lebih horny..." ujar Desi sambil melepas semua gaun malamnya. Setelahitu dibukanya semua kancing baju Om Budi, kemudian mebuka resleting celananya. Tampak olehnya celana dalam Om Budi menggembung besar.. Segera Desi melepas semua pakaian Om Budi. Dalam keadaan telanjang, Desi merangkul Om Budi. Mereka kembali berciuman sambil tangan mereka dengan sesuka hati meraba, meremas apapun yang mereka mau.. Tangan Desi sambil berciuman terus memegang, meremas, dan mengocok kontol Om Budi yang sudah tegang keras. "Ohh..Enak, Des.. Teruss..." bisik Om Budi sambil menggerakkan pinggulnya seiring kocokan tangan Desi pada kontolnya. "Mauyang lebih enak lagi, Om?" tanya Desi sambil tersenyum lalu segera berjongkok. Tak lama kontol Om Budi sudahdikulumnya, dijilat, dihisap sambil terus agak dikocok.. "Ohh..."desah Om Budi sambil agak mengeluarmasukkan kontolnya di mulut Desi. Setelah beberapa lama.. "Jilatimemek Desi dong, Om," pinta Desi berbisik. OmBudi mengangguk. Segera Desi naik ke ranjang lalu membuka lebar pahanya. Terlihat memeknya sangat merangsang dengan sedikit bulu.. Om budi langsung menjilat dan melumat memek Desi, terutama kelentitnya yang membuat Desi hampir menjerit menahan nikmat. "Ohh..Mmhh.. Sshh.. Omm.. Enakk.. Teruss..." desah Desi sambil menggoyangkan pinggulnya. Taklama kemudian tubuh Desi mengejang, lalu memegang kepala Om Budi erat dan menekankannya ke memeknya. "Mmffhh..Ohh.. Sangat enak Omm..." desah Desi. Om Budi lalu manaiki tubuh Desi lalu mencium bibirnya. Desi membalas ciuman Om Budi walau mulut Om Budi masih basah oleh air memek. "Enak,Des?" tanya Om Budi sambil tersenyum. "Iya,Om," ujar Desi sambil membalas senyum. Om Budi metapa mata Desi sambil berusaha mengarahkan kontol tegangnya ke memek Desi. Desi lalu memegang kontol Om Budi dan mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontol Om Budi mulai keluar masuk memek Desi. Dengan ritme yang teratur Om Budi terus menyetubuhi Desi. "Ohh.. Omm.. Enakk..." desah Desi. "Terussetubuhi Desi, Omm..." desah Desi lagi. Om Budi terus memompa kontolnya ke memek Desi. Selang beberapa belas menit, Desi menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, lalu kamudian pahanya menjepit pingguk Om Budi dengan erat. Tak lama.. Desi terkulai lemas. Desi mendapatkan orgasmenya yang kedua. Sementara Om Budi terus memompa kontolnya. Selang beberapa menit, Om Burhan mempercepat gerakannya. Kemudian.. Crott.. Crott.. Crott.. Crott.. Airmani Om Budi menyembur di dalam memek Desi. Keduanya lalu terkulai lemas saling berpelukan tanpa busana. Sementara Iwan sejak mereka masuk kamar, langsung turun dan menyaksikan persetubuhan istri dengan Om-nya sendiri dari seberang ruangan. Badannya bergetar. Bukan bergetar karena marah, tapi bergetar karena menahan suatu rangsangan yang timbul selama menyaksikan persetubuhan istrinya dengan lelaki lain. Iwanberonani sambil menyaksikan istrinya digumuli Om Budi. Waktu itu Iwan mencapai orgasme.. Setelah melihat istrinya selesai disetubuhi Om Budi dan tergolek lemas di ranjang, Iwan segera naik lagi ke loteng. Di kamarnya, Iwan tak henti membayangkan sensasi rangsangan waktu melihat Desi bersetubuh dengan Om Budi. "Terimakasih ya, Om..." ujar Desi sambil mencium bibir Om Budi. "Iniadalah hadiah ulang tahun terindah buat saya," ujarnya lagi sambil bangkit dan kembali memakai gaunnya tanpa BH dan celana dalam. Om Budi juga segera memakai semua pakaiannya. "Ompulang yan, Des," kata Om Budi sambil memeluk dan mencium bibir Desi. "Salamkan pada si Iwan ya..." ujarnya sambil meninggalkan Desi. Om Budi pulang. ***** Demikiancerita nyata tentang kehidupan sex sahabat saya, Iwan dan istrinya, Desi. Menurut pengakuan Iwan kepada saya, sejak saat itu kehidupan sex-nya dengan Desi jadi tambah hot. Bahkan katanya Iwan pernah meminta Desi untuk bersetubuh lagi dengan Om Budi selama beberapa kali sambil diintip olehnya. Demikian ceritaini saya buat sesuai dengan cerita sumber aslinya dengan dibumbui sedikit aroma romantis agar lebih menarik. E N D